~Gambaran
singkat adaptasi Disneyland Hongkong
Disneyland Hongkong ketika pertama kali
di buka pada tahun 2005 disambut dengan kurangnya tanggapan atau reaksi dari
masyarakat. Salah satu alasan utama yaitu metode tradisional Disney untuk memaksakan
produk Amerika Serikat dari kantor pusat Burbank (California) ke konteks lokal
China tidak berjalan dengan baik. Di tengah banyak kritik, karyawan mengeluh
mengenai praktek tenaga kerja Disney, restoran, dan berbagai toko tidak cukup
Chinese, dan Disney wahana, pertunjukan, dan event-event tidak menarik bagi
pengunjung Chinese. Bagi penduduk setempat, hal ini menunjukkan terlalu banyak
imperialisme budaya Barat. Akhirnya, eksekutif Disney berusaha untuk memenuhi
konteks China lokal.
~Disneyland
Hongkong
Disneyland Hongkong merupakan taman
hiburan terbaru yang dibangun oleh Walt Disney Company, yang dibuka pada bulan
September 2005. Disneyland Hongkong dibangun di atas sebidang tanah 250 ha yang
terletak di Penny’s Bay, Lantau Island, sekitar 30 menit dari pusat kota
Hongkong. Semenjak awal pembukaan hingga setahun setelahnya, Disneyland
Hongkong begitu sepi pengunjung. Hal ini setelah ditindak lanjuti karena salah
dalam melakukan strategi pasar yang dituju. Walt Disney Company menerapkan
sistem globalisasi terhadap Disneyland Hongkong yang dimana mereka memaksakan
supaya hal-hal yang berada di Disneyland harus seperti apa yang diinginkan dengan
kata lain harus homogen atau sama dengan Disneyland yang lain yang berada di
seluruh dunia. Untuk menanggulangi
masalah tersebut dan menghindari reaksi yang tidak diinginkan, maka Disneyland
Hongkong mencoba mengintegrasikan diri ke dalam konteks Cina dengan kata lain
melakukan perubahan glokalisasi.
Perubahan glokalisasi yang dilakukan
yaitu penurunan harga tiket masuk, adaptasi terhadap pengunjung lokal,
perubahan dekorasi dan setting, serta adaptasi terhadap praktek tenaga kerja.
Pada awal-awal pembukaan harga tiket masuk Disneyland Hongkong begitu mahal,
tidak sesuai dengan tingkat pendapatan masyarakat lokal pada saat itu. Dengan
alasan tersebut maka pihak Disneyland Hongkong menurunkan harga tiket masuk
dengan menyesuaikan tingkat pendapatan serta jadwal libur masyarakat lokal.
Penurunan harga tiket masuk juga dipengaruhi oleh taman hiburan lain yang ada
di Hongkong. Kemudian, karena masyarakat Chinese saat liburan gemar menggunakan
paket wisata liburan sekaligus makan malam. Pada awalnya Disneyland Hongkong
tidak menerima wisatawan rombangan, Disneyland Hongkong menyesuaikan hal
tersebut dengan adaptasi terhadap pengunjung lokal. Dengan bekerja sama dengan
berbagai pihak pariwisata dan menambah atraksi lokal serta hiburan musiman
sesuai budaya Chinese, seperti Disney’s Haunted Halloween, A Sparkling
Christmas, and Disney’s Chinese New Year. Selain itu setiap pemeran atraksi
pada taman hiburan ini dapat berbicara bahasa Inggris maupun dialek lokal,
seperti Kanton (Hongkong) dan Putonghua (standar bahasa Mandarin dan Cina). Terlebih
lagi untuk Disney Hongkong mencoba untuk menyesuaikan kebiasaan makan
masyarakat lokal dan pilihan makanan. Keseriusan ini ditunjukkan dengan
memasukkan menu tradisonal yang amat mahal yaitu sup sirip ikan hiu, namun hal
itu tidak bertahan lama karena mendapat kritik berat dari lembaga non
pemerintah (LSM) mengenai cara memanen sirip ikan hiu yang mengakibatkan
populasi ikan hiu terancam. Walaupun sup sirip ikan hiu telah dihapus dalam
menu, niat Disney untuk melayani menu Chinese terus berlanjut dengan
menyediakan menu babi panggang dan irisan abalones serta menambahkan 700 kursi
pada area restoran.
Tidak kalah penting juga Disneyland
melakukan perubahan pada dekorasi dan setting, mereka bekerjasama dengan Feng
Shui seorang murid desain Cina kuno. Peran penting yang dilakukan yaitu merubah
arah gerbang masuk utama yang bergeser 120 sehingga taman menghadap
ke arah yang benar. Taman ini juga menambahkan belokan pada tempat berjalan
dari stasiun kereta hingga pintu gerbang sehingga “chi” (tenaga/kekuatan) tidak dapat mengalir ke Laut Cina Selatan. Dengan
kata lain, chi tidak dapat menyelinap
melewati pintu masuk maupun keluar ke Laut Cina. Disneyland Hongkong juga memiliki satu ruang
dansa utama yang berukuran 888 m2, karena angka delapan merupakan
angka keberuntungan pada budaya Chinese. Di sisi lain, angka empat dipercaya
memiliki nasib buruk sehingga tidak ada tombol lift untuk lantai empat di salah
satu lift Disneyland Hongkong. Modifikasi terus dilanjutkan hingga menambahkan
kolam koi virtual yang unik pada restoran kelas atas, Crystal Lotus dan
menambahkan layar pada belakang botol di bar yang menampilkan cahaya api yang
bersinar.
Adaptasi terhadap tenaga kerja juga
dilakukan Disneyland Hongkong, praktek tenaga kerja Disneyland mengacu pada
tradisi perusahaan dan filosofi perusahaan keseluruhan. Sebagaimana diketahui
bahwa Disneyland merupakan tempat yang paling bahagia di bumi yang terkenal menerapkan
strategi “pabrik senyum”. Namun strategi ini tidak berhasil pada kalangan
tenaga kerja Chinese karena di Hongkong orang-orang yang terlalu ramah dianggap
atau dipandang mencurigakan. Maka dari itu para tenaga kerja Chinese diminta
untuk tersenyum kepada pengunjung dalam waktu kurang dari 60 detik ketika
pengunjung memasuki taman. Strategi “pabrik senyum” di Disneyland Hongkong
memang menjadi masalah karena penduduk Hongkong tidak terkenal dengan
keramahannya. Oleh karena itu, memberikan senyum palsu merupakan konsep yang
dirasa tepat. Memberikan senyum palsu atau tersenyum lebih dari sekali dalam
hal ini dapat disebut emotinal labor
(tenaga kerja emosional) yang menuntut bahwa tenaga kerja harus menunjukkan
emosi bahwa mereka benar-benar tidak merasakan dalam artian singkat yaitu akting.
Dengan keempat perubahan glokalisasi
yang dilakukan Disneyland Hongkong menjadikan taman hiburan ini sebagai tempat
yang sukses ditandai dengan peningkatan pengunjung dari daratan China sehingga
menyebabkan beberapa titik berhenti menjual tiket karena kehabisan stok tiket
dan peningkatan profit yang signifikan untuk pertumbuhan perekonomian di
Hongkong. Demikianlah cerita kesuksesan adaptasi Disneyland Hongkong.